1. PENDAHULUAN
Mengelola  sebuah proyek bukan hanya berbicara teknis dan organisatoris. Manajemen  Proyek merupakan pengelolaan sumbar daya manusia. Komunikasi dan  teamworking yang buruk, kurangnya dukungan manajemen atau buruknya  perencanaan merupakan alasan utama kegagalan. Kemampuan yang dapat  menentukan kesuksesan dari sebuah proyek tergantung dari kemampuan untuk  mengelola intangible skills yang lebih. Kesuksesan sebuah proyek  tergantung dari siapa yang mengelolanya. Dengan demikian diperlukan  seorang manajer yang dapat bekerja aktif, dinamis dan efektif. 
Tuntutan  untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan manajemen proyek bagi para  manajer akan meningkat di masa datang. Untuk itu, para manajer perlu  memahami dan mengantisipasi peran apa yang akan dilakukan dalam masa  mendatang. Peran tersebut sangat tergantung pada level manajemen proyek  yang akan dijalaninya, yang pada gilirannya akan menuntut tingkat  kompetensi yang berbeda.  Pemahaman terhadap ruang lingkup tugas dan  tanggung jawab dari masing masing level manajemen proyek akan sangat  membantu para manajer dalam memilih jenis pengetahuan dan keterampilan  yang harus segera dikuasainya. Karena peran dari seorang manajer proyek  akan dimulai dari beberapa entry point yang berbeda dalam sebuah siklus  proyek. Beberapa mungkin akan terlibat dalam penanganan pembentukan tim,  negosiasi kontrak, atau menyeleksi proyek. Terlepas dari itu semua  manajer proyek akan menangani semua hal yang berkaitan dengan proyek  yang dipegangnya. Begitu pentingnya factor human capital dalam  kesuksesan sebuah proyek, paper ini akan membahas beberapa karakteristik  seorang manajer proyek yang efektif termasuk di dalamnya  kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dikuasainya.
2. MENGELOLA DAN MEMIMPIN PROYEK
Seorang  manajer proyek bertugas mengimplementasikan rencana proyek dan  pelaksanaannya, selain itu juga mereka bertanggung jawab untuk membina  hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik dalam struktur  horizontal maupun vertical. Jika terjadi hal yang tidak diharapkan,  manajer proyek langsung menjaga dan mengantisipasi agar proyek berjalan  sesuai rencana. Adakalanya mereka harus keluar jalur untuk melakukan  inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga  (Grey&Larson, 2006). Oleh karena itu, seorang manajer proyek harus  mampu mengelola perubahan dalam hal sumber daya, manusia maupun  lingkungan. Selain itu manajer proyek juga bertugas untuk  menintegrasikan sumber daya sesuai dengan posisi dan jadwal yang sudah  dibuat dalam perencanaan. Akan tetapi, menjadi seorang pengelola yang  sukses juga harus menjadi seorang pemimpin. Banyak pengalaman berharga  dari proyek-proyek sukses bahwa leadership sangat berperan dalam hal  pengelolaan. Dimana kepemimpinan akan memiliki pengaruh dalam  mengarahkan timnya, maupun menjalin hubungan dengan pihak luar yang  terlibat didalamnya. Karena sebuah proyek akan selalu berkaitan dengan  berbagai pihak, entah itu klien, anggota tim, supplier, dan sebagainya.  Kepemimpinan ini juga akan dapat mengatasi hal-hal ketidakpastian yang  dihadapi sebuah proyek.
Secara  umum, manajer proyek akan bekerja dalam tekanan. Mereka akan berhadapan  dengan manajemen prioritas baik dari segi kegiatan ataupun dari segi  hubungan, demikian juga ketika terjadi suatu konflik di dalamnya yang  harus diselesaikan agar tidak menganggu jalannya proyek. Karena itu  dibutuhkan stamina yang kuat, manajemen emosi yang baik, dan kejernihan  dalam berpikir secara mendalam dan cemerlang untuk menemukan solusi  terbaik dari alternative solusi yang ditawarkan oleh tim proyek. Ada  kalanya seorang manajer proyek menjadi pemimpin dan sebaliknya, oleh  karena itu manajer proyek harus mampu membedakan mana yang akan dipimpin  dan mana yang akan dikelola dan juga akan lebih baik jika menggabungkan  keduanya. Ada perbandingan di antara keduanya jika ingin ditelaah lebih  dalam; managers do things right, leaders do the right things  (Tjiptono&Diana, 2003). Maksudnya adalah untuk posisi manajer, usaha  untuk melakukan sesuatu dengan benar ditekankan, akan tetapi bagi  seorang pemimpin, melakukan sesuatu yang benar dari beberapa alternatif  itulah yang diwajibkan.
3. PRINSIP HUMAN CAPITAL
Deendarlianto  (2007) dalam makalahnya tentang Project Management Overview memaparkan  bahwa ada tiga alasan perlunya menggunakan prinsip ini; antara lain :
• Manajemen Proyek merupakan sebuah disiplin ilmu yang berhubungan dengan banyak disiplin ilmu.
•  Manajemen Proyek bekonsentrasi pada ketentuan leadership, yang nantinya  akan membantu seorang manajer proyek untuk beradaptasi pada lingkungan  proyeknya.
• Manajemen Proyek adalah aktivitas yang berorientasi pelayanan.
Begitu  pentingnya factor manusia di dalam keberhasilan suatu proyek,  berdasarkan hal ini, maka seorang manajer proyek harus memiliki  kompetensi akademis, pengalaman, maupun lingkunngan. Akan tetapi, untuk  membentuk sebuah karakter manajemen proyek yang efektif, dperlukan  kompetensi pengalaman atau Tacid Competence. Dulewicz & Higgs (2003)  menjabarkan beberapa kompetensi manajerial yang merupakan komponen dari  Tacit Knowledge seperti table yang terlihat di bawah ini:
No  Leadership  Managerial  Intellectual 
1  Motivation Managing resources Strategic perspective
2  Conscientiousness Engaging communication Vision and imagination
3  Sensitivity Developing Critical analysis and judgment
4  Influence Empowering 
5  Self-awareness Achieving 
6  Emotional resilience 
 7  Intuitiveness 
Shtub (1994) menggambarkan diagram kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang manajer proyek. Diantaranya adalah:
• Budgeting and Cost Skills
Kemampuan  dalam hal membuat anggaran biaya proyek memiliki peran yang sangat  penting. Dengan demikian manajer proyek dituntut untuk memiliki  pengetahuan dalam hal analisis biaya proyek, analisis kelayakan  investasi agar keuangan proyek dapat berjalan optimal sesuai dengan  keinginan penyedia dana.
• Schedulling and Time Management Skills
Perencanaan  proyek membutuhkan kemampuan untuk menjadwalkan proyek. Disini manajer  proyek dituntut untuk dapat mengelola waktu secara baik agar proyek  dapat selesai tepat waktu seperti yang diharapkan. Untuk mengelola waktu  ini manajer proyek harus mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang  diperlukan, misalnya dengan teknik WBS atau Work Breakdown Structure.  Selain itu manajer proyek harus mampu memperkirakan waktu bagi setiap  aktivitas secara realistis. Hal ini memerlukan kordinasi dengan tim  proyek untuk menentukan estimasi berapa alam aktivitas tersebut  dilakukan. Kemudian, manajer proyek harus mengatur waktu peringatan  untuk mengindikasikan tanggal-tanggal kritis selama proyek berlangsung. 
• Technical Skills
Kemampuan  teknis melingkupi pengetahuan dan pengalaman dalam hal proyek itu  sendiri, dengan mengetahui prosedur-prosedur dan mekanisme proyek.  Kemampuan teknis biasanya di dapat dari penimbaan ilmu khusus di bangku  formal, misalnya Institut Manajemen Proyek, dan sebagainya.
• Leadership Skills
Kepemimpinan  menjadi salah satu peranan penting yang dimiliki oleh seorang manajer  proyek. Apa yang dilakukan oleh manajer proyek menendakan bagaimana  seharusnya orang lain atau timnya bekerja. Dengan ini manajer proyek  dapat mempengaruhi bagaimana orang lain dapat bertindak dan bereaksi  terhadap isu-isu proyek. Grey&Larson (2006) memberikan contoh gaya  kepemimpinan dengan memberi teladan sebagai syarat menuju manajer proyek  yang efektif.
Ada enam aspek yang melingkupinya, antara lain :
a.  Prioritas, hal ini berbicara mengenai penggunaan waktu. Manajer proyek  memerlukan banyak waktu untuk mengamati sebuah pengujian kritis daripada  menunggu laporan, menyatakan pentingnya penguji dan pekerjaan tim.
b.  Urgensi, dengan meningkatkan pola interaksi dengan tim seperti laporan  dan rapat penting dengan sering akan membuat tim merasa bahwa pekerjaan  ini sangat penting. Ketika tim sudah memiliki kesadaran seperti ini,  maka tidak ada yang akan meremehkan suatu aktivitas di dalam proyek.
c.  Pemecahan masalah, manajer proyek yang aefektif akan lebih memusatkan  kepada bagaimana tim dapat mengubah masalah menjadi kesempatan atau apa  yang dipelajari dari suatu kesalahan untuk lebih proaktif dalam  memecahkan maslah.
d.  Kerjasama, berbicara mengenai bagaimana manajer proyek bertindak  terhadap orang luar dan memengaruhi bagaimana anggota tim berinteraksi  dengan orang luar.
e.  Standar Kinerja, manajer proyek harus menetapkan standar yang tinggi  untuk kinerja proyek melalui respon yang cepat atas kebutuhan tim,  mengikuti isu-isu penting, berprinsip teguh, serta hati-hati dalam  menjalankan pertemuan-pertemuan kritis.
f.  Etika, jika seorang manajer proyek dengan bebas menyalahgunakan atau  menahann informasi penting dari manajemen atas atau pelanggan, hal ini  member isyarat kepada anggota tim bahwa perilaku seperti ini dapat  diterima dan dilakukan.
Tjiptono&Diana  (2003) dalam buku Total Quality Management (TQM) mendeskripsikan  pemimpin yang baik memiliki karakteristik; tanggung jawab yang seimbang,  Model peranan yang positif, memiliki keterampilan komunikasi yang baik,  memiliki pengaruh yang positif, dan memiliki kemampuan untuk meyakinkan  orang lain.
• Resource Management and Human Relationship Skills
Pemakaian  sumber daya adalah masalah utama bagi para manajer proyek. Manajer  proyek perlu memahami akibat dari kegagalan dalam mengelola sumber daya,  oleh karena itu perlu kehati-hatian dalam menempatkan sumberdaya yang  ada dan menjadwalkannya. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk membangun  jaringan social dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek,  seperti para stakeholder. Seorang manajer proyek yang efektif harus  mampu untuk menempatkan diri dalam memberikan keterbukaan dan  pershabatan dengan pihak lain, salah satunya dengan menjadi pendengar  yang baik.
• Communication Skills
Perencanaan  sebuah proyek akan menjadi tidak berguna ketika tidak ada komunikasi  yang efektif antara manajer proyek dengan timnya. Setiap anggota tim  harus mengetahui tanggung jawab mereka. Kadang, jadwal perencanaan yang  sudah dibuat secara sempurna oleh manajer proyek tidak dijalankan oleh  timnya, tim lebih memilih bekerja dengan aturan mereka sendiri. Hal ini  dikarenakan sang manajer tidak memberikan penjelasan atau  mempresentasikan prosedur yang diinginkan dalam menjalankan proyek.
• Negotiating Skills
Untuk  memperoleh simpati dan dukungan dari manajemen atas, kemampuan  negosiasi dititik beratkan disini. Tapi, manajer proyek harus memahami  kepentingan manajemen atas sehingga dengan pemahaman ini manajer proyek  dapat melakukan bargaining dengan pemikiran yang tenang dan jernih untuk  memperoleh apa yang diinginkan. Selain kemampuan komunikasi yang baik,  negosiasi juga memerlukan strategi dalam menarik dukungan manajemen atas  atau sponsor mereka, bagaimanapun, pihak yang bernegosiasi harus dapat  melihat loyalitas sang manajer terhadap mereka, baru kemudian akan  muncul kepercayaan.
• Marketing, Contracting, Customer Relationship Skills
Kemampuan  menjual tidak hanya dimiliki oleh marketer saja, akan tetapi manajer  proyek harus memiliki kemampuan untuk memasarkan hasil proyeknya, karena  akan sangat tragis ketika sebuah proyek yang sukses secara  implementatif, tetapi outputnya tidak dibutuhkan oleh para penggunanya.  Bagaimanapun apa yang akan dikatakan sang manajer proyek kepada  pelanggannya akan lebih berpengaruh daripada yang mengatakan hanya  bagian marketing. Selain itu, kedekatan dengan konsumen sangat  diperlukan. Sang manajer perlu responsive terhadap perubahan kebutuhan  dan persyaratan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sekali lagi,  kemampuan komunikasi sangat berperan penting disini. Dalam konsep TQM,  kunci utama untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah komunikasi  secara terus-menerus anatar pelanggan maupun antar tim proyek  (Tjiptono&Diana, 2003).
4. KRITERIA MANAJER PROYEK YANG EFEKTIF
Nobody’s  Perfect, kata ini memang menunjukkan sebuah realitas. Bagaimanapun  tuntutan kesempurnaan kerja seorang manajer proyek yang efektif tidak  dapat seratus persen terwujud. Akan tetapi ada beberapa criteria dan  usaha pendekatan ke arah sana. Grey&Larson (2006) mendeskripsikan  beberapa indicator, ciri dan kualitas seorang manajer proyek yang  efektif. Beberapa kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek antara  lain:
a. Inovasi dan Menjaga Stabilitas
b. Menetapkan gambaran dan terlibat langsung di lapangan
c. Mendorong individu tetapi juga menekan tim
d. Campur tangan atau tidak
e. Fleksibel tapi ketat
f. Loyalitas tim dan loyalitas organisasi
Kontradiksi  ini memerlukan kecakapan khusus bagi manajer proyek untuk mengambil  posisi mereka dan menempatkan keputusan sesuai dengan keadaan. Terpaku  pada suatu prinsip yang ketat tidak akan menyelesaikan masalah, karena  manajer proyek tidak bekerja sendiri. Dalam buku yang sama  Grey&Larson (2006) juga menggambarkan ciri-ciri dari seorang manajer  proyek yang efektif. Diantaranya adalah:
a.  Pemikir Sistem, kemampuan dalam berpikir untuk mengelola interaksi  antar komponen dan sumber daya proyek yang berbeda-beda, karena tidak  bisa dikatakan efektif apabila penyelesaian masalah hanya secara  parsial. Hal ini akan mempersulit sang manajer untuk mengambil  keputusan.
b.  Integritas Pribadi, membangun dan meningkatkan kemampuan diri menjadi  sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum meningkatkan kemampuan  anggota tim.
c.  Proaktif, bedakan dengan reaktif. Para manajer proyek dituntut tidak  hanya akan melihat peristiwa yang telah terjadi (reaktif), akan tetapi  juga selalu meneropong masa depan dan berjuang keras menemukan masa  depan proyek (Kartajaya, 2003)
d.  Toleransi yang tinggi terhadap Stress, mengingat proyek merupakan hal  yang rumit dan kompleks, pasti akan menimbulkan tekanan terhadap orang  yang bebankan tanggungjawab kepadanya. Manajer proyek harus mampu  mengelola kondisi psikologis mereka agar dapat bertahan dalam tekanan.
e.  Perspektif Bisnis Umum, seorang manajer proyek harus memahami  dasar-dasar bisnis dari disiplin teknis yang berbeda-beda sebagai kerja  antar fungsional.
f. Komunikator yang baik, telah dijelaskan sebelumnya.
g. Manajemen waktu yang efektif, telah dijelaskan sebelumnya.
h.  Politikus Mahir, strategi dalam menghadapi banyak orang dan mendapatkan  dukungan dari semua pihak merupakan cirri penting manajer proyek yang  sukses.
i.  Optimis, Slater (1999) dalam bukunya Saving Big Blue mengatakan “Anda  dalam kesulitan Besar jika Menganggap anda Sudah Selesai”. Maksud dari  kata-kata ini ialah, masalah-masalah yang sudah diselesaikan tidak bisa  kita lepas begitu saja, karena pada nantinya kan bermunculan  masalah-masalah baru di dalam pelaksanaan proyek. Kepercayaan diri  terhadap proyek, mampu membuat seorang manajer proyek melakukan inovasi  dan mengubah strategi proyek ke arah yang lebih baik tanpa meninggalkan  perencanaan yang telah ditetapkan.
5. BERFIKIR EFEKTIF TENTANG PERUBAHAN
Telah  dipaparkan sebelumnya pada poin pertama ciri manajer proyek yang  efektif adalah seorang pemikir system. Berbicara tentang kemampuan  berpikir, An-Nabhani (2003) memaparkan bahwa salah satu aktivitas  berfikir yang sangat penting adalah berfikir mengenai perubahan.  Berfikir tentang perubahan tidak akan disukai oleh orang-orang yang  lemah dan tidak dapat diterima oleh orang-orang yang malas. Ada kalanya  seorang manajer proyek akan dituntut untuk berpikir keras untuk  menciptakan kejutan atau perubahan proyek ke arah yang positif jika  dihadapkan dengan masalah-masalah yang tidak diharapkan, misalnya  terjadinya kendala atau macetnya subsistem sebuah konstruksi pada saat  proyek berjalan. Sang manajer harus siap untuk memutar otak untuk  merencanakan alternative solusi yang efektif, dan ini membutuhkan waktu  yang sangat kritis. 
Beberapa  prinsip manajemen memaparkan bahwa manajemen yang baik adalah menjaga  tradisi atau budaya organisasi (Manulang, 2004). Hal ini menjadi  kontradiktif dengan berfikir tentang perubahan. Organisasi atau tim yang  telah terdominasi oleh tradisi, pasti akan memandang bahwa berpikir  tentang perubahan akan menimbulkan bahaya atas mereka, selain itu, tentu  saja berfikir untuk berubah akan dimusuhi oleh segolongan orang-orang  konservatif (An-Nabhani, 2003). Perubahan yang diinginkan oleh pemikiran  sang manajer proyek mungkin akan menimbulkan konflik dan pertentangan  dengan pihak lain, termasuk timnya sendiri ataupun manajemen atas. Ada  kalanya manajer proyek harus mengubah cara dengan metode-metode tertentu  atau bahkan harus merubah hal yang prinsipil dan asasi karena  dihadapkan fakta yang tidak sesuai dengan yang diharapkan ataupun untuk  melakukan suatu inovasi demi meraih keunggulan bersaing. Oleh karena itu  aktivitas berpikir ini dapat mengundang resiko bagi si manajer proyek  selaku pembuat keputusan. Disinilah letak keharusan bagi manajer proyek  untuk memiliki kemampuan Risk Management atau Manajemen Resiko. 
Slater  (1999) membahas tentang strategi perombakan yang dilakukan oleh IBM  dalam proyek besarnya untuk mengubah kondisi perusahaan yang sedang  terpuruk. Lou Gerstner, selaku CEO IBM pada saat itu berfikir untuk  mengalihkan penekanan IBM dari mainframe dan minicomputer ke proyek yang  menjanjikan seperti networking, software dan jasa. Akhirnya dengan  perubahan arah produk ini, IBM mampu membangkitkan diri dan mengumumkan  pemasukan sebesar 70 miliyar USD dalam waktu singkat yang sempat  mengagetkan para pakar. Keberanian mengambil resiko dalam pengambilan  keputusan oleh sang pemimpin ini akhirnya mampu membawa IBM ke posisi  yang menguntungkan.
(Sumber :http://industrialengineer.multiply.com/journal/item/7/KARAKTERISTIK_MANAJER_PROYEK_YANG_EFEKTIF)
good lah.....
BalasHapusMakasih Bang Atas Informasinya...
BalasHapusSalam Kenal. Kunjungi juga Blog saya yah. www.kampus-sipil.blogspot.com
Thanks For Informasinya..
BalasHapus